Jumat, 31 Mei 2013

Cemburu pada Palestina

Aku cemburu padamu PALESTINA
Di negerimu, bocah-bocah kecil menjelma tentara
Yang tak gentar melontar batu-batu
Pada pasukan Israel beramunisi dan bermesiu

'' Jadi, aku takkan merasa iba pada mereka''


Sementara di negeriku, para bocah masih sibuk merajuk

Aku cemburu padamu PALESTINA
Di bumimu, setiap wanita merindu dengan gelisah
Pada janin yang akan lahir dari rahim mereka
Karena kelak ia akan menjadi pembela
''Jadi, aku tak cemas mereka akan kekurangan kasih sayang''

Sementara di negeriku, janin-janin dicerabut tanpa dosa karena hadir diluar nikah

Aku cemburu padamu PALESTINA
Di tanahmu, para lelaki memenuhi penjara zion
Didakwa bersalah karena mempertahankan sejengkal tanah
Negeri mereka dirampok penjajah
Jadi aku berkilah ''Itu adalah kewajiban mereka...!''

Sementara di negeriku, para lelaki memenuhi penjara karena merampok uang rakyat

Aku iri pada negerimu PALESTINA
Aroma kesturi memenuhi seluruh udaranya
Karena disetiap nyawa yang teregang
Predikat syahid selalu tersandang
''Jadi, jangan pernah menangis sebuah kemuliaan selevel syahid''

Sementara di negeriku, bau sangit memenuhi udara atas kematian yang sia-sia

Sungguh... aku iri padamu... PALESTINA
Kemenanganmu adalah janji ALLAH
Kematian Yahudi musuhmu adalah niscaya
Bahkan batu dan pohon akan bicara membela
''Jadi, kerisauan kami atas nasibmu adalah sebuah lelucon...''

Sementara di negeriku, kami masih tertatih untuk sekadar meraih secarik iman yang mudah sirna

show must go on


“Nothing changes if you don’t start making a change.”
Ya. Sebuah kalimat yang kuramu dari kalam ALLAH Yang Maha Benar dan Maha Mengetahui, Maha Menguasai Hati, “…Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri…” (QS. Ar Ra’d : 11)
Saudaraku, pernahkah kita merasa dikasari, dibohongi, dijahati, orang-orang seperti tak suka kita senang.?  Merasa kita teramat sial merasa tidak ada yang peduli dengan kita.? Sepi, sendiri, dan menyendiri sambil gigit jari di sudut lemari? Merasa semua sudah hilang dan pergi.? Dan tak ada satu orang pun mengulurkan jemarinya.?
Pernahkah kita merasa terus gagal, tidak pernah bisa meraih walau hanya setitik senyum keberhasilan? Seakan-akan tak ada satupun alasan bagi kita untuk bersyukur? Kitalah satu-satunya makhluk yang tidak pernah merasakan buah dari pohon sabar dan ikhtiar? Apakah hanya kita pula lah satu-satunya makhluk yang terus mengucurkan air mata kegagalan.?

Dalam hidup ini, kita tidak bisa hanya mengisinya dengan harapan tok. Tidak bisa hanya berkhayal, bermimpi dan bermimpi. Setinggi bulan dan sebesar matahari. Tapi, ketiadaan asa membuat mimpi itu menenggelamkan kita pada khayalan palsu yang memabukkan.

hidup ini tak seperti di negeri dongeng. Apa yang kita mau akan terjadi, apa yang kita pingin akan kita raih. Tidak, tidak begitu. Kita boleh bermimpi, tapi pertama pandanglah diri ini. Bercerminlah. Pantas tidaknya kita, itulah yang seharusnya memompa semangat kita untuk memperbaiki diri, melakukan perubahan hingga kita sampai pada posisi yang kita citakan.
Inget kan sama Hukum Newton III: Reaksi = (-) Aksi. Besarnya reaksi akan sama besar dengan aksi, tapi arahnya berlawanan. Maksudnya begini, ingin makan apel.? Beli/tanamlah. Seenak apa rasa apel yang kita mau.? Tergantung rajinnya kita menyiraminya, atau apel apa yang kita beli. Jadi, bila kita baik, insya ALLAH kebaikan akan datang. Dan bila kita mau berubah, insya ALLAH perubahan akan terjadi. Bila kita mau semangat, tidak ada istilah “tenggelam dalam kesedihan”
Aku menyadari sesuatu, banyak manusia, termasuk dulu, aku mengharapkan kebaikan terjadi. Tapi ups, tunggu dulu, pada tempatnya kah harapan itu..? Sudahkah kita berubah, melakukan kebaikan sebelum mengharapkan hal yang sama.? Kita menginginkan pujian padahal tak sekalipun kita belajar menghargai? Mengharapkan tawa padahal tersenyum saja rasanya enggan? Mengharapkan perubahan terjadi padahal tak ada usaha untuk berubah? Pantas? Tidak kawan!
sesuatu terjadi sehingga aku memilih berubah, memilih semangat menjalani hidup. Memang tak banyak sih, tapi aku berani mengatakan aku mulai melakukan   dalam mendidik diri.
Ya. Tidak ada pilihan, semangat besar lah yang harus kita punya untuk meraih impian. Semangat untuk berubah dan perubahan semangat. Tidak ada jaminan keberhasilan memang, bila kita berusaha sekuat tenaga, tapi bila kita terus bersedih dan hilang asa maka itulah jaminan kegagalan. Bila dari hati dan bara semangat pun sudah tak salah, aku hanya bisa mengutip, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah : 6) Dan, “Sesungguhnya pertolongan ALLAH itu sangaaat dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
Selama kita bersabar, tetap semangat, mau berkorban untuk sebuah perubahan, insya ALLAH akan datang pertolongan ALLAHALLAH ridho, itu sudah cukup.

Ingin perubahan? Berubahlah. Tapi saat sudah ada usaha kita, jangan heran jika Jawaban Sang Maha Cinta akan jauh dari jangkauan imajinasi kita.
If you’ve tried to change, but still nothing changed, then it wasn’t your fault anymore.

Kamis, 23 Mei 2013

Untuk Muslimah

I Appeal to Your Sense of Shame My Muslim Sister
Will You not Respond?
by: Nawal Bint Abdullah

Kaum wanita, tidak terkeculai wanita Muslimah, saat ini terbius oleh pemikiran
dari dunia kafir Barat, bahwa ketelanjangan adalah bagian dari keindahan,
kecantikan dan seni. Tidak heran bermunculan mode dan gaya pakaian yang
sangat minim dan menyingkap aurat, yang dengan latah diikuti oleh kaum
Muslimah dan dianggap sebagai wujud morenis, modis dan trendi.

الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ.
“Malu itu baik keseluruhannya.” (HR Muslim).

Al-hayah kini semakin lemah dan ditinggalkan. Lebih dari itu, konsep-konsep
dan bentuk-bentuk yang merusak ditujukan kepada kita dari musuh-musuh
Allah dan musuh-musuh wanita Muslimah, mengambil dari setiap tubuhnya
sampai ia menjadi buruk dan lemah hingga pada tingkat dimana para penyeru
terhadap rasa malu (al-hayaa) hanya memberikan pengaruh yang kecil kepada
banyak wanita Muslimah, ketika mereka diseru kepadanya.

Jika kita melihat ke dalam perkara terbesar dimana wanita Muslim hidup dan
penyimpangannya mengikuti tren Barat dan terus-menerus meniru mereka
sampai jika mereka masuk ke lubang biawak dia akan ikut masuk bersama
mereka, kita menyaksikan dengan sebenar-benarnya akan kelemahan agama
dan rasa malu pada diri seorang wanita Muslimah yang demikian. Itulah
sebabnya mengapa saya bekerja keras, memohon pertolongan dan keikhlasan
dari Dia Yang Maha Tinggi dan Sebaik-baik Pelindung, untuk menulis beberapa
kata tertuju kepada saudari-saudariku Muslimah yang saya harapkan dapat
berpengaruh dan bergema dalam jiwa mereka.

Tidakkah engkau tahu bagaimana mereka (musuh-musuh Islam) dapat
menyusup dan mempengaruhi kita melalui media-media yang
membujuk dan dari luar tampak tidak berdosa namun di dalamnya
kotor? Ini dengan cara memberikan racun yang dibungkus madu yang
ditampilkan melalui cara-cara iklan, gemerlap dan memikat. Hal ini dilakukan
melalui majalah-majalah yang rendah, fashion yang menggiurkan, dan kisahkisah
indah. Ini dilakukan melalui serial televisi, film, nyanyian, dan cara-cara
lainnya. Apakah engkau melihat Allah?

Senin, 20 Mei 2013

Hukum Menggunakan Emot Icon.. Lucu.. taaapiii....

Bab 60
Penjelasan Tentang Para Perupa Makhluk Bernyawa

                Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mencipta seperti ciptaan-Ku, hendaknya mereka menciptakan seekor semut, atau hendaknya mereka menciptakan biji-bijian, atau hendaknya mereka menciptakan biji gandum’.”
(Diriwayatkan oleh al Bukhari no 7559 dan Muslim no 2111)

                Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Manusia yang paling berat siksanya pada Hari Kiamat adalah orang-orang yang menyamai ciptaan Allah.”
(Diriwayatkan oleh al Bukhari no 5954 dan Muslim no 2107)

                Dari Ibnu Abbas, aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Semua perupa makhluk bernyawa di neraka, untuk setiap gambar yang dia buat akan diberi nyawa guna menyiksanya di neraka Jahannam.”

Dalam riwayat keduanya, darinya secara marfu’, “Barangsiapa membuat gambar makhluk bernyawa di dunia, maka dia akan dibebani untuk meniupkan ruh kepadanya, dan dia tidak akan mampu melakukannya.”
(Diriwayatkan oleh al Bukhari no 2225 dan Muslim no 2110)

  Dari Abu al Hayyaj, dia berkata, “Ali berkata kepadaku, ‘Apakah kamu berkenan aku utus dengan misi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengutusku dengan misi tersebut? Janganlah kamu mebiarkan gambar makhluk bernyawa kecuali kamu harus memusnahkannya, dan janganlah kamu membiarkan kuburann yang menonjol kecuali kamu meratakannya.”
(Diriwayatkan oleh Muslim no 969)

Dalam hadits-hadits di atas, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan hukum bagi perupa makhluk bernyawa, yaitu menandingi ciptaan Allah. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa hak mencipta dan memerintah hanyalah milik Allah Ta’ala sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya ari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi kamu sedikit sekali bersyukur.”
(Q.S. as Sajdah: 7-9)
Ketika perupa mebuat bentuk seperti apa yang Allah Ta’ala ciptakan berupa manusia dan hewan, maka dia telah menyaingi ciptaan Allah. Sedangkan apa yang dia bentuk akan menjadi azab baginya di Hari Kiamat, dia akan dibebani untuk meniupkan ruh padanya dan dia tidak akan mampu melakukannya. Dia termasuk manusia yang azabnya paling berat karena dosanya termasuk dosa yang terbesar.

Sumber: Fathul Majid, Syarah Kitab at Tauhid halaman 1185-1188

----------------------------------------------------------------------

Sedangkan dalam sumber lain, menurut pendapat yang kuat bahwa menggambar mahluk bernyawa dengan menghilangkan sebagian anggota badan, yang orang tidak mungkin hidup tanpanya (seperti menghilangkan dada, perut), dengan tetap menyisakan kepalanya termasuk di dalam larangan menggambar mahluk bernyawa.

Ini adalah pendapat sebagian Syafi’iyyah (Lihat Nihayatul Muhtaj 6/375, Asna Al-mathalib wa Hasyiyatuhu 3/226), dan pendapat sebagian Hanabilah zaman sekarang (Lihat Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad bin Ibrahim 1/189-190)

Diantara dalil-dalilnya:

1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

((أتاني جبريل عليه السلام فقال لي أتيتك البارحة فلم يمنعني أن أكون دخلت إلا أنه كان على الباب تماثيل وكان في البيت قرام ستر فيه تماثيل وكان في البيت كلب فمر برأس التمثال الذي في البيت يقطع فيصير كهيئة الشجرة ومر بالستر فليقطع فليجعل منه وسادتين منبوذتين توطآن ومر بالكلب فليخرج)) ففعل رسول الله صلى الله عليه و سلم

“Jibril ‘alaihissalam telah datang kepadaku seraya berkata: Aku telah datang kepadamu tadi malam, dan tidaklah menghalangiku untuk masuk (rumah) kecuali karena ada patung di depan pintu, ada tirai yang bergambar (mahluk hidup), dan ada anjing di rumah. Maka hendaklah dipotong kepala patung yang ada di rumah sehingga berbentuk pohon, dan hendaklah tirai tersebut dipotong kemudian dijadikan dua bantal yang dijadikan sandaran, dan hendaknya anjing tersebut dikeluarkan, kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melakukannya.”
(HR Abu Dawud dan at Tirmidzi, dan dishahihkan Syaikh al Albany)

Di dalam hadist ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam hanya membolehkan keberadaan gambar mahluk bernyawa jika dilakukan salah satu dari dua perkara, yakni dipotong kepalanya atau dihinakan (digunakan untuk perkara-perkara yang tidak ada penghormatan di dalamnya). Bukan dengan cara menghilangkan anggota badan lain (selain kepala) yang orang tidak mungkin hidup tanpanya, seperti menghilangkan dada atau perut.

Berkata Syaikh Bin Baz,

(( ويستدل بالحديث المذكور أيضا على أن قطع غير الرأس من الصورة كقطع نصفها الأسفل ونحوه لا يكفي ولا يبيح استعمالها ، ولا يزول به المانع من دخول الملائكة ، لأن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بهتك الصور ومحوها وأخبر أنها تمنع من دخول الملائكة إلا ما امتهن منها أو قطع رأسه ، فمن ادعى مسوغا لبقاء الصورة في البيت غير هذين الأمرين فعليه الدليل من كتاب الله أو سنة رسوله عليه الصلاة والسلام ))

“Hadist di atas dijadikan dalil bahwa memotong selain kepala seperti memotong separuh badan bagian bawah atau yang semisalnya adalah tidak cukup dan tidak boleh menggunakannya, dan ini tetap menjadi penghalang masuknya malaikat (ke dalam rumah), karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengoyak gambar dan menghapusnya, dan beliau mengabarkan bahwa hal ini menghalangi malaikat masuk rumah, kecuali gambar yang dihinakan atau dipotong kepalanya. Maka barangsiapa yang memiliki alasan tetap dipajangnya gambar di rumah selain kedua alasan ini maka wajib baginya mendatangkan dalil dari kitabullah dan sunnah RasulNya.”
(Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Baz 4/219)

2. Hadist Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shaalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الصورة الرأس فإذا قُطِع الرأس فلا صورة

“Gambar itu kepala, jika dipotong kepala maka tidak ada gambar.”
(HR al Isma’ili di dalam Mu’jamnya, dari Ibnu ‘Abbas, dan dishahihkan Syaikh al Albany dalam ash Shahihah 4/554)

Di dalam hadist ini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjadikan ada tidaknya kepala sebagai ukuran boleh tidaknya keberadaan gambar mahluk bernyawa. Jika kepalanya ada maka tidak boleh, dan jika kepalanya tidak ada maka boleh.
Jangan kita qiyaskan hal ini dengan masalah memotong kepala dan menyisakan badannya karena dua hal:

Pertama: Kepala ini adalah anggota badan yang paling utama, yang membedakan antara mahluk bernyawa dengan pohon dan benda mati.

Kedua : Badan jika dipotong kepalanya maka akan seperti bentuk pohon, sebagaimana dalam hadist , akan tetapi jika kepala dipotong badannya saja maka tetap berbentuk mahluk yang bernyawa.

Berkata Syaikh Bin Baz,

ولأن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر أن الصورة إذا قطع رأسها كان باقيها كهيئة الشجرة ، وذلك يدل على أن المسوغ لبقائها خروجها عن شكل ذوات الأرواح ومشابهتها للجمادات ، والصورة إذا قطع أسفلها وبقي رأسها لم تكن بهذه المثابة لبقاء الوجه ، ولأن في الوجه من بديع الخلقة والتصوير ما ليس في بقية البدن ، فلا يجوز قياس غيره عليه عند من عقل عن الله ورسوله مراده . وبذلك يتبين لطالب الحق أن تصوير الرأس وما يليه من الحيوان داخل في التحريم والمنع؛ لأن الأحاديث الصحيحة المتقدمة تعمه

“Dan juga Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa gambar kalau dipotong kepalanya maka sisanya seperti bentuk pohon, ini menunjukkan bahwa alasan kenapa diperbolehkan adalah karena dia bukan lagi berbentuk mahluk yang bernyawa. Dan dia lebih serupa dengan mahluk mati. Dan gambar kalau dipotong bawahnya kemudian tersisa kepalanya maka jadinya bukan seperti itu (tidak berganti menjadi bentuk mahluk mati), dan juga wajah ini di dalamnya ada keindahan penciptaan dan gambar yang tidak ada di anggota badan yang lain. Maka tidak boleh anggota badan diqiyaskan kepada kepala bagi orang yang memahami maksud Allah dan rasulNya. Dengan demikian jelas bagi pencari kebenaran bahwa menggambar kepala mahluk hidup adalah terlarang karena keumuman hadits-hadits yang shahih.”
(Majmu’ Fatawa Syeakh Bin Baz 4/219).

Berkata Syaikh al Albany rahimahullah,

((أن قوله ” حتى تصير كهيئة الشجرة ” ، دليل على أن التغيير الذي يحل به استعمال الصورة ، إنما هو الذي يأتي على معالم الصورة ، فيغيرها حتى تصير على هيئة أخرى مباحة كالشجرة . و عليه فلا يجوز استعمال الصورة و لو كانت بحيث لا تعيش لو كانت حية كما يقول بعض الفقهاء ، لأنها في هذه الحالة لا تزال صورة اسما و حقيقة ، مثل الصور النصفية ، و أمثالها))

ٍٍٍSesungguhnya ucapan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sampai menjadi bentuk pohon” dalil bahwasanya perubahan yang membolehkan penggunaan gambar adalah perubahan pada tanda-tanda (yang menjadikan) gambar (itu hidup) , sehingga menjadi bentuk lain yang diperbolehkan seperti pohon, oleh karenanya tidak boleh menggunakan gambar (mahluk bernyawa) meskipun dia tidak mungkin hidup dengan cara seperti itu, karena dalam keadaan seperti ini dia masih gambar mahluk bernyawa baik nama maupun hakikatnya, seperti foto setengah badan dan yang semisalnya”.”
(Silsilah al Ahadist ash Shahihah 1/693)
Sumber : Blog Ustadz Abdulloh Roy http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com/

----------------------------------------------------------------------

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan emoticon (smile, angry, wink, angel, evil, hug, kiss, dll)  atau الوجوه التعبيرية (ekspresi wajah) di sms ataupun jejaring sosial tidak diperbolehkan. Apalagi terkadang di dalamnya ada hal yang tidak sesuai dengan adab islami (misalnya seperti ngakak guling-guling). Ternyata... Kecanggihan teknologi bisa menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan, na’udzubillahi mindzalik...
Alhamdulillah Allah telah membekali kita dengan kata-kata (dalam tulisan) untuk berekspresi mengungkapkan perasaan.

Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.
(HR Bukhari no 2051 dan Muslim no 1599)

“Allaahumma Innaa Na'udzu bika min an Nusyrika bika wa Anaa A'lamuhuu wa Nastaghfiruka Limaa Laa A'lamuhu.”

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui."
(HR Ahmad jilid IV halaman 403 dari Abu Musa al Asy'ari. Dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih al Targhib wa al Tarhib jilid  I halaman 121-122 no. 36)


Allahu ‘alam

Minggu, 19 Mei 2013

about L.O.V.E

CINTA itu sesuatu yang fitrah. Karena CINTA lah kita bisa menghirup segarnya udara dunia. karena CINTA lah kita bisa menikmati indahnya pelangi,
namun bukan berarti Kita boleh menghalalkan segala sesuatu demi impian yang ingin kita raih demi pencapaian ambisi pribadi lantas mengatasnamakan CINTA

Cintai lah Allah, Cintailah dzat yang meminjamkan kita nafas pada kita.
Allah yang tak pernah berkurang kadar cintanya pada kita
Allah yang tak pernah letih mendengar keluh kesah Hambanya meski terkadang kita lupa megagungkan asma-Nya










jika ada segenggam CINTA yang kita miliki maka seyogyanya CINTA itu kita berikan kepada sang Kuasa Bukan menduakannya dengan mahluknya yang lemah Berikanlah sepenuhnya Cintamu kepada-Nya Dan biarkan yang Maha Adil membaginya dengan Bijaksana sandarkanlah selalu cintamu padaNya.

Dzikrul Maut