Kamis, 20 Desember 2012

La illaha illa Allah









يا أختنا...

إنا سمعنا أختنا شيئا عجاب
Wahai ukhti, sesungguhnya kami telah mendengar sesuatu yang aneh

قالوا كلاما لا يَسُرُّ عن الحجاب
Mereka (yang menghina dan mengolok-olok hijab) melontarkan perkataan yang buruk tentang hijab

قالوا خِيَامًا عُلِّقَتْ فوق الرِّقاب
Mereka mengatakan bahwa “hijab adalah tenda-tenda yang digantungkan diatas kepala”

قالوا ظَلاَمًا حالِكًا بين الثِّياب
Mereka juga berkata: “hijab adalah lambang kegelapan diantara semua model pakaian”

قالوا التَّأَخُّرُ والتَّخَلُّفُ في النِّقَابِ
Mereka juga mengatakan: “keterbelakangan dan kekunoan terletak pada cadar”

قالوا الرَّشَاقَة والتَّطَوُّر في الغِياب
Mereka juga berkomentar: “kepandaian dan kemajuan terletak pada penanggalan hijab dan cadar”

نادَوْا بِتَحْرِيْرِ الفَتَاةِ وألَّفُوْا فيه الكِتاب
Mereka mengajak kepada kebebasan wanita dan mengarang buku tentang kebebasan itu

رَسَمُوْا طريقًا لِلتَّبَرُّجِ لا يُضَيِّعُه الشَّبَاب
Mereka membuka jalan menuju tabarruj yang merusak para pemuda

يا أختنا هم ساقطون إلى الحَضِيضِ إلى التراب
Wahai ukhti, sesungguhnya mereka (yang mengolok-olok hijab dan cadar) adalah orang-orang yang hina

يا أختنا صبرًا تَذُوْبُ بِبَحْرِهِ كلُّ الصِّعَاب
Wahai ukhti, bersabarlah terhadap tantangan ini karena ia akan berlalu

يا أختَنا أنتِ العَفِيْفَةُ والْمَصُوْنَةُ بِالحِجَاب
Wahai ukhti, engkau akan selalu suci dan terjaga dengan mengenakan hijab

يا أختَنا فيكِ العَزِيْمَةُ والنَّزَاهَةُ والثَّوَابُ
Wahai ukhti, pada dirimu ada keteguhan, kesucian dan kemuliaan pahala))

Minggu, 16 Desember 2012

karena Cinta tidak harus berbentuk Bunga


Nasehat untuk saudari''ku muslimah..cintailah suamimu karena Alloh ta'ala, kisah ini ana share untuk para akhwat, agar lebih banyak merenung dan mengerti bahwa suami diam bukan berarti tidak perhatian.... jadilah antum muslimah yg berderajad tinggi di sisi Robbimu al Adzim..tolong dibaca sampai tuntas walaupun agak panjang..

(Karena Cinta Tidak
harus berbentuk bunga)

Aku mencintai suamiku, karena sifatnya yang apa adanya. Aku begitu menyukai perasaan aman dan tentram, yang muncul dihati ketika bersanding dengannya,tiga tahun dalam masa perkenalan, dua tahun dalam masa perkawinan, harus ku akui bahwa mulai timbul rasa bosan dan lelah dengan kehidupan berumah tangga dengannya dan alasan mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Aku seorang wanita yang berjiwa sentimental dan benar-benar sensitive serta berperasaan halus. Aku merindukan suasana romantis seperti seorang anak yang menginginkan belaian. Tetapi semua itu tidak lagi kuperoleh.

Suamiku kini jauh berbeda dari apa yang aku harapkan dulu. Rasa sensitivenya kurang dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam perkawinan kami, telah memusnahkan harapan tentang kehidupan yang ideal.

Suatu hari aku beranikan diri menyatakan keputusan untuk bercerai:: “Mengapa??”dia bertanya terkejut.
”Aku lelah..kamu tidak pernah memberikan cinta yang aku inginkan.”
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam didepan komputernya, Nampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan aku semakin bertambah, seorang lelaki yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang dapat aku harapkan darinya??

Dan akhirnya dia bertanya…
”Apa yang dapat aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?”.
Aku menatap matanya dalam dalam dan menjawab dengan berlahan,
“ Aku ada satu pertanyaan, jika kau menemukan jawabannya, aku akan mengubah pikiranku : Seandainya, aku menyukai bunga indah yang ada ditebing gunung, dan kita berdua tau jika kau memanjat gunung itu, kau akan mati. Apakah kau akan melakukannya untukku?”.Diapun termenung dan berkata ,

”Aku akan memberikan jawabannya besok pagi”.
Hatiku langsung gundah mendengar reaksinya

Keesokan paginya suamiku tidak ada dirumah, dan aku menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat, yang bertuliskan :

“Sayang…aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu. Tetapi izinkanlah aku untuk menjelaskannya alasannya…”

Kalimat pertama ini menghancurkan hatiku, Aku lantas terus membacanya…

“Sayang..kau biasa mengggunakan computer, dan selalu menghadapi masalah kerusakan program didalamnya dan akhirnya menangis didepan monitor, Aku harus memberikan jari-jariku supaya dapat membantumu dan memperbaiki programnya”

“Kau selalu lupa membawa kunci ketika keluar rumah, dan Aku harus memberikan kakiku supaya dapat menendang pintu, Dan membuka pintu untukmu ketika pulang..”

“Kamu senang jalan-jalan keluar kota dan sering tersesat ditempat-tempat baru yang kamu kunjungi..Aku harus menunggu dirumah dan membantumu agar dapat memberikan mataku untuk menjelasakan jalan melalui peta”

“Kamu selalu kelelahan saat pergi dengan teman baikmu setiap bulan, dan Aku harus memberikan tanganku untuk memijit kakimu yang terkilir.”

“Kamu seorang yang senang diam dirumah, dan aku selalu khawatir kamu akan menjadi “aneh” dan aku harus membelikanmu sesuatu yang dapat menghiburmu dirumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami..”

“Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu..Aku harus menjaga mataku, agar ketika kita tua nanti, Aku masih dapat menolong memotong kukumu dan mencabuti ubanmu..”

“Tangan akan memegang tanganmu, membimbingmu menyusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah, menceritakan warna warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.”

“Tetapi sayangku…Aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, aku tidak sanggup melihat matamu mengalir menangisi kematianku..”

“Sayangku..aku tau diluar sana ada banyak orang yang mampu mencintai lebih dari aku mencintaimu..”

“Untuk itu sayangku..jika semua yang telah kuberikan dengan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu..”

“Aku tidak dapat menahan dirimu mencari tangan, kaki dan mata lain yang dapat membahagiakanmu..”

Air mataku jatuh diatas tulisan dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi aku berusaha untuk membaca selanjutnya.

“Dan sekarang sayangku..kamu telah selesai membaca jawabanku. Jika kau berpuas hati dengan jawaban ini dan tetap menginginkanku untuk tinggal dirumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri diluar pintu menunggu jawabanmu..”

“Jika kamu tidak puas sayangku…biarkan aku masuk untuk mengambil barang-barangku, dan aku tidak akan menyusahkan hidupmu lagi..”

“Percayalah…kebahagiaanku adalah KAU BAHAGIA”

Aku segera berlari membuka pintu dan..melihatnya berdiri didepan pintu dengan wajah sendu sambil tangan memegang susu dan roti kesukaanku…

:'( yaa Alloh ampunilah hambamu yg dhoif ini... kini baru aku tau tidak ada orang lain yang pernah mencintaiku lebih dari dia mencintaiku tapi aku tak sadari itu sebelum nya.... oh suamiku maafkan lah aku..

SubhanaAllah, entah mengapa aku selalu menangis ketika membaca renungan ini,ketika rasa sentiment seorang wanita sedang menyala dan laki-laki yang tak pandai dalam berkata apa yang sebenarnya mereka rasa membuat kami harus mengerti dan memahami nya, hingga ia mengatakan kejujuran dengan waktu..

Dan kami harus bersabar karenanya, renungan ini, membuat ku sadar akan pentingnya sebuah alasan, kami wanita tidak boleh egois dengan perasaan kami,karena sesungguhnya laki-laki itu lebih memahami kami, dan mencintai kami apa adanya.

Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam,Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Muhammad SAW sebaik-baik rasul, juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Ma'a tahiyyat Wassalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Minggu, 02 Desember 2012

1 desember 2012

Sabtu, 1 Desember 2012
_peringatan hari HIV_
(si pengidap HIV)
Aku ini tak ubahnya seonggok sampah.
Ada dan terlihat namun tak sedikit pun mendekat
aku ini tidak bisu.
namun tak ada narasi untuk ku
aku ini tidak tuli
namun satu pun nada, tak mampir ditelinga ku
teruskan lah! pergilah menjauh!
terus saja,biarkan aku dengan kehinaan ku sendiri disini!
kalian semua seperti manusia, yang kehilangan hati nurani.
sumpah serampah yang baru kau ucap??
Kami peduli, Kami mengerti dan Kami memahami.
tak sedikit pun pula mata kamu memalingkan diri dari keberadaan ku.
sudah lah, itu hanya teori.
teori lama yang bosan ku dengar, teori lama yang sempat memberi harapan, dan teori lama yang bodoh bila aku mempercayainya.!!

(si Kontra terhadap pengidap HIV)
benar, katakan sajasegala kebenaran yang ada.
dengan segala ulah mu dimasa lalu.
dan kini, kau hadir dengan kecacatanmu! hah!
hanya untuk mengharap pandangan sayupku?
berani mimpi apa kau berucap begitu!


(si Penasihat)
rangkaian kata berpacu bersama emosi.
sadarlah! didunia ini tidak ada yang benar-benar benar, dan tidak ada yang benar-benar salah!
menurutmu untuk apa tujuan ku membangun rumah itu?
bila tidak untuk menyelamatkanmu!
menurutmu untuk apa petinggi-petinggi itu berorasi dijalan?
bila tidak untuk melindungi hakmu!
yang perlu lakukan, mengisi lembaran baru mu dengan pelangi-pelangi berwarna-warni, bukan dengan sejumlah belati.
dan untukmu pandanglah lukisan wajah itu!
dirimu bukanlah Tuhan!!
sungguh tak pantas memukul palu di meja keadilan!
rangkullah mereka, dan bantulah kami untuk menyelamatkan makhluk Tuhan ini.