Kamis, 07 Juni 2012

From Nahnhu Irhabiyun by om Iwan Kelanajaya

Bismillahirrahmanirrahim

MENGAMBIL IBROH DARI SEBUAH PERTANYAAN

Malam itu terlihat beberapa ikhwan berkumpul, bercengkrama. Hanya beberapa ikhwan yang memang biasa berkumpul, kebetulan ada seorang ustadz yang singgah di kota mereka. Tepatnya bukan suatu kebetulan, taqdir Allooh lah yang memberikan kesempatan bersilaturahmi dan membuka peluang menunutut ilmu tentunya. Minimal itu yang teringat oleh ana dari taushiyah ustadz Farid Okbah, bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan, semua dalam qadha dan taqdir Allooh subhanahu wa ta'ala. Dan ana termasuk salah satu yang beruntung di malam itu, alhamdulillaah.

Ana jadi teringat zaman Rasulullooh shallalloohu ‘alayhi wa sallam, para sahabat biasanya menahan diri untuk bertanya dalam majlis, biasanya mereka menunggu-nunggu orang Arab Baduy yang datang dari luar kota untuk mengajukan pertanyaan. Sehingga mereka rodhiyalloohu ‘anhum dapat menambah perbendaharaan keilmuanya, setidak-tidaknya itu yang terekam dari beberapa hadist yang pernah ana baca.

Yang jelas, saat itu bukan kumpulan sahabat Nabi shallalloohu ‘alayhi wa sallam , namun semoga ada keberkahan yang sama sebagaimana majlis Rasulullooh dan para sahabat tentunya. Ada rona-rona gembira terpancar karena hadirnya “tamu agung”, bagaimana tidak, seorang ustadz dari ujung pulau Jawa menyambangi kami. Namun aura ketegangan juga sangat terasa. Sepertinya semua saling menunggu , siapa yang akan memecah kesunyian ini dengan mengajukan sebuah pertanyaan, karena pintu ilmu salah satunya adalah pertanyaan menurut Salah seorang ulama Salaf yang ana lupa namanya, he he he he. 

Hingga akhirnya ..., “Ustadz, bagaimana kiat-kiat atau caranya untuk memelihara semangat berjihad ?”, tanya seorang ikhwan. Memang bukan pertanyaan seorang Arab Baduy, dan yang menyimak bukan para sahabat, juga yang ditanya pun bukan Rasulullooh shallalloohu ‘alayhi wa sallam, namun semoga tetap menjadi berkah dan menambah pengetahuan kami dalam majlis ‘ilmu tersebut, aamiin. Karena insyaAllooh yang bertanya dan yang menyimak adalah para pengidola sahabat rodhiyalloohu 'anhum serta yang ditanya salah satu "pewaris Nabi", karena ulama adalah pewaris para Nabi dan ustadz dalah golongan para ulama, ya tho ?!

“Pertama-tama antum sering mengulang-ulang bahkan kalau dapat menghafal 2 surat ; Al Anfaal dan At Taubah.” Jawab Ustadz mengawali jawabannya. “Apakah itu cukup ?” tanyanya menyela jawaban. “Iu belum cukup !” lanjutnya lagi. 

“Yang kedua, antum harus banyak mengkaji kandungan 2 surat tersebut, sehingga selain hafal ayat-ayat dan terjemahannya, antum pun faham maksud dan kandungan 2 surat tersebut.”Namun kembali beliau bertanya, “Apakah itu sudah cukup ?” “Itu belum cukup !” jawab beliau atas pertanyaannya sendiri.

“Yang ketiga, antum harus banyak melihat/menonton video amaliyat jihad ikhwan-ikhwan mujahidin di Afghanistan, Iraq, Arab Peninsula, Checnya, Yaman, Moro-Filiphina, dan yang lain-lain.” lanjutnya lagi. “Apakah itu sudah cukup ?!, itu belum cukup !” kembali ustadz mengulang pertanyaan bermajaz ironinya. ( bener gak ya, seinget ane ntu namanya, kan nilai pelajaran bahasa indo ane dapet nilai 9 lho :D )

“Yang keempat, antum harus banyak bergaul dengan orang-orang sholeh, dan mujahidin adalah orang-oranbg sholehnya ummat ini. Baik ikhwan mujahid yang tertawan atau yang masih bebas, bersilaturahmilah dengan mereka.” Melanjutkan jawabannya. “Apakah itu sudah cukup ?!, itu belum cukup !”.

“Yang kelima, antum buat kelompok / fi’ah yang terdiri dari 5-7 ikhwan, untuk mengadakan latihan bersama, saling menambah / berbagi ‘ilmu, saling mengingatkan dalam kesabaran dan Al haq. Karena jihad ini menghajatkan akan semua potensi yang ada, mulailah dari push up minimal 5 kali setiap habis sholat. Atau minimal jalan kaki 1000 langkah setiap hari .“( seperti pesan ustadz Abu bakar Ba’asyir fakkahulloohu asroh )”Mungkin itu saja kiat-kiat dari ana mengenai ‘Bagaimana memelihara semangat berjihad’ semoga dapat bermanfaat dengan diamalkan oleh antum semua.” Ujar ustadz menutp jawabannya.

Baarokallooohu fiek ya ustadz, wajahmu yang berseri-seri selalu membuat kenangan itu kembali berkelebat dalam ingatan. Kenangan saat ana dan beliau sama-sama menjenguk Trio Syuhada ( insyaAllooh ) ketika mereka masih hidup di LP NusaKambangan tentunya. Betapa antum duduk paling depan ketika ustadz Mukhlash rohimahullooh akan memberi taushiyah, seperti baru kemarin ana saksikan. Dengan antusias antum menyimak semua wejangan ustadz Mukhlas rohimahullooh, bahkan antum pun hanya tersenyum lebar ketika ustadz mengingatkan antum secara khusus dalam taushiyahnya. Semoga antum dan kami selalu Allooh karuniakan keistiqomahan dan kesabaran menapaki jejak para syuhada, dan semoga Allooh mengumpulkan antum dan kami dengan para syuhada serta panghulu syuhada Hamzah rodhiyalloohu ‘anhu di FirdausNYA, aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.

الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ (٦٧)

67. teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. ( QS. Az Zukhruf [ 43] )

Semoga kami dimudahkan Allooh dalam bersama menuntut ‘ilmu dan belajar beramal bersama, serta dicatat sebagai amal yang ikhlash semata-mata mengharap ridhoNYA, juga diterima sebagai ketaqwaan kami dihadapan Allooh di Yaumil Akhir nanti, aamiin yaa Mujiibas saailin. Alhamdulillaahi Rabbul ‘aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar