Jumat, 24 Februari 2012

Note Kawan

Assalammualaikum Warahmatulahi wabarokatuh,


Akhi, untuk kesekian kalinya kita bercakap-cakap. Walaupun tida saling bertatap muka, walaupun isi pembicaraannya tidak melewati batas2 kewajaran, tapi hati merasakan sesuatu. Sejujurnya, dihati ini aq menolak. Aq takut dibalik niat baik kita tsb (Insya Allah), syeitan selalu menanti kelengahan kita. Aq takut, yang semula niat suci hanya untuk minta keridhoan Allah Ta'ala, tercemari oleh nafsu-nafsu dunia.
Dibalik percakapan-percakapan tsb, timbul rasa senang. Syeitan sudah memasang perangkapnya di hati ini. Aq takut hati yang semula ikhlas, menjadi timbul penyakit-penyakit hati. Sedangkan Allah Ta'ala telah berfirman:
"Dan janganlah kamu dekati zina sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu yang buruk." (Al-Isra:32)

Dulu, hati ini pernah mengalami hal seperti itu. Sekarang aq ingin menata hati ini yang telah terpecah-pecah hanya untuk mengharap ridhoNya. Mungkin antum bisa menjaga hati antum. Tapi aq? Aq butuh perjuangan keras agar jangan sampai terjatuh untuk ke dua kalinya. Padahal aq sudah meminta antum agar bisa membicarakan persoalan melalui email. Dengan email, hanya pokok persoalan saja yang tertuang, Tidak ada senda gurau, kalaupun ada mungkin hanya sebuah simbol senyum. Awalnya, antum terima saran aq ini. Selanjutnya mungkin antum lupa pesan aq tsb. Aq hanya bisa bersuudzan, karena hanya alternatif 'lupa' itu saja yang bisa aq temukan. Karena aq teringat akan sepotong kalimat:
"Berikan penafsiran terbaik ttg apa yang engkau dengar, dan apa yang diucapkan saudaramu, sampai engkau menghabiskan semua kemungkinan dalam arah itu."

Akhi, kalau memang sudah ditakdirkanNYa, saat-saat itu hanya beberapa bulan lagi. InsyaALlah. Bersabaralah akh, janganlah antum torehkan sebersit garis hitam selama penantian itu. Aq yakin, antum tidak bermaksud untuk menorehkan noda itu. Kelak, bila masa tsb telah tiba, semuanya milik antum. Yang dulunya diharamkan oleh Allah Ta'ala, menjadi halal bagi antum. Tetapi tunggulah untuk beberapa saat. Sebentar lagi. Selama menunggu, ada kesempatan untuk menata hati. Melalui suatu ikatan, Allah Ta'ala memberikan banyak keindahan n kemuliaan.

Akhi, semula aq menerima antum karena dien yang antum miliki. Bukan karena harta atau keluarga antum . Aq ingin kelak antum bisa membimbing aq untuk selalu bisa berjalan dijalanNya. Aq ingin kelak bisa berdakwah bersama antum. Aq ingin.. ingin... dan semua keinginan muncul, setelah antum meminta kesediaan aq untuk menemani antum dalam menempuh kehidupan ini. Aq khawatir, semuanya akan kandas ditengah jalan sebelum masa tsb telah tiba. Tentu antum tidak mengharapkan hal itu terjadi. Bantu aq akh, bantu untuk tidak terlalu sering berhubungan. Hati ini masih rapuh sekali, retakan2 hati ini masih basah, belum merekat dengan erat. Jangan sampai retakan-retakan itu kembali menjadi puing-puing. Sungguh, sulit sekali untuk menatanya lagi.

Akhi, aq mohon periksalah hati ini. Sudahkan niat diikhlaskan hanya untuk mendapatkan ridho Allah Ta'ala? Atau karena ada yang lain? Karena kekecewaan terhadap seseorang atau lingkungan yang tidak sesuai dengan harapan? Allah Ta'ala Maha Pengampun akh, menangislah mohon ampunan apabila niat tsb sudah berubah kejalannya syeitan. Istighfar akhi. Aq juga berkaca di diri ini, mungkin tindakan q selama ini salah. Membantu antum merasa yakin atas tindakan antum sendiri.
Afwan akhi, bukan maksud q menjerumuskan antum ke jalan syeitan. Aq juga ber-istighfar dan mohon ampun ke Yang Maha Besar AmpunanNya dan Maha Pedih siksaanNya atas kesalahan yang tidak aq sadari ini.

Malam ini, aq bermunajat kepadaNya. Mohon diluruskan jalan yang akan aq tempuh. Mohon ampun atas segala kekhilafan yang telah aq lakukan sebagai makhluk yang tidak luput dari segala kealpaan. Ya Rabbi, bersihkan hati ini dari kotoran-kotoran yang membuat hamba lalai dalam beribadah. Dari kejahatan-kejahatan yang terselubung yang tiada hamba sadari. Ampuni hamba ya Allah.
Aamiin.

Akhi, semoga ini mewakili aq yang tidak berani untuk menghubungi antum. Dan semoga antum mengerti alasan mengapa selama ini aq jarang sekali untuk memulai suatu pembicaraan. Sekali lagi afwan, bila hal ini menganggu antum, ini semata2 aq lakukan buat kemaslahatan kita bersama.

Jazakallah khairan katsira.

Wassalamu'alaikum warohmatulahi wabarokatuh,

2 komentar: